skip to main content
Kuliah umum ACER Indonesia mengenai pendekatan Capaian Progresif (Progressive Achievement)

Wednesday, 23 Aug 2023

Direktur di bidang Layanan Sekolah dan Pendidikan Anak Usia Dini ACER, Dr Jarrod Hingston, memperlihatkan bagaimana riset dan keahlian ACER mendorong pengembangan konsep Capaian Progresif (Progressive Achievement) hingga pengaplikasian pendekatannya dalam upaya pengukuran kemajuan pembelajaran murid.

ACER Indonesia menyambut kedatangan Dr Hingston yang bertepatan dengan peluncuran PAT Matematika bulan lalu di Jakarta. Dalam kuliahnya, Dr Hingston mendeskripsikan bagaimana pendekatan Capaian Progresif ACER mengakar pada skala psikometrika berbasis-riset serta skala pembelajaran progresif yang mampu mengukur dan menampilkan perjalanan belajar murid dalam matematika, membaca, serta subjek lainnya.

Kuliah ini diselenggarakan di kampus mitra ACER Indonesia, yaitu Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII); yang keduanya memiliki Fakultas tersendiri di bidang pendidikan dan memberikan perhatian khusus mengenai asesmen. Dosen, mahasiswa, dan alumni yang saat ini telah menjadi pengajar di berbagai sekolah turut terlibat dalam diskusi selama sesi tanya-jawab berlangsung.

Dr Hingston membuka sesinya dengan menjelaskan pengalaman panjang serta keahlian ACER dalam pengukuran dan riset hingga pada akhirnya mendasari pengembangan instrumen asesmen yang valid dan dapat diandalkan.

“ACER mengembangkan perangkat asesmen untuk mengukur capaian akademik murid terhadap suatu kontinuitas jangka panjang, dan bukan hanya mencatat tingkat capaian murid di kelas pada suatu periode tertentu,” jelas Dr Hingston. “Dalam perangkat asesmen kami, indikator level pencapaian juga dideskripsikan dengan detail dan memungkinkan guru memahami tingkat capaian muridnya untuk memudahkan langkah pengajaran selanjutnya.”

Dalam presentasinya Dr Hingston menyampaikan 3 objektif utama dalam pendekatan Capaian Progresif:

  1. Membantu guru mengidentifikasi posisi murid dalam peta pembelajarannya.
  2. Menyediakan bukti yang dibutuhkan guru untuk membuat rencana ajar yang lebih tertarget dan sesuai dengan kebutuhan murid bahkan hingga tingkat individu.
  3. Mengukur perkembangan pembelajaran setiap murid melalui asesmen yang sustainable, menggunakan skor numerik yang juga dijelaskan dengan deskripsi dalam kerangka capaian progresif.

Dr Hingston menyatakan bahwa asesmen yang baik adalah yang berdasarkan konstruk yang jelas serta disusun dengan saksama. Konstruk adalah hal yang mendefinisikan cara kita melihat area pembelajaran tertentu dan apa yang menentukan ahli atau tidak ahlinya seseorang dalam area tersebut. Konstruk yang baik akan memungkinkan para pendidik untuk mengukur apa yang bisa dan tidak bisa murid lakukan.

“Murid kerap harus menjalani asesmen yang hasil akhirnya sekadar membandingkan mereka satu sama lain dalam suatu kerangka kompetisi, tanpa memberitahu apa yang perlu dilakukan selanjutnya oleh murid untuk meningkatkan kemampuannya,” jelas Dr Hingston, mengingatkan bahwa pengukuran dalam pendidikan semestinya berkisar tentang pengumpulan bukti yang akan membantu perjalanan belajar murid dan bukan semata-mata memberikan tes demi tes itu sendiri.

Pendekatan ACER dalam asesmen sifatnya khas, jika bukan unik, terhadap organisasi, dan didasari oleh keyakinan bahwa asesmen dapat mendukung semua murid mencapai kemajuan dalam pembelajarannya. Esensi dari pendekatan ini adalah keinginan untuk memiliki pemahaman yang substansial mengenai titik pertikular murid dalam perjalanan belajarnya, hal apa yang ia mampu lakukan dengan baik dan seluruh hambatannya dalam belajar. Terlepas dari apakah asesmen digunakan untuk mengukur kemampuan individual ataupun kelompok, tujuan fundamentalnya—yaitu memahami pembelajar dalam pelajarannya—tetaplah sama.

Dr Hingston menutup sesinya dengan menekankan kekuatan yang dimiliki oleh suatu asesmen yang baik untuk memahami apa yang benar-benar terjadi dalam pembelajaran murid. “Apakah murid maju dengan kecepatan yang diharapkan atau terdapat hambatan yang menghentikannya? Sudahkah mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan atau perlukah mereka mencoba pendekatan yang berbeda dalam teknik pembelajarannya?” Sekolah dapat mengambil manfaat yang amat besar dengan rutin melakukan refleksi lewat pertanyaan-pertanyaan semacam ini.

ACER Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Prof Muchlas Suseno, kepala komite Studium Generale serta Dr Totok Bintoro, Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Kerjasama di UNJ,  juga Dr Bambang Sumintono, Kepala Program Doktoral di Fakultas Pendidikan serta Prof Nina Nurmila, Dekan Fakultas Pendidikan di UIII untuk seluruh dukungannya untuk acara kuliah umum dari DR Jarrod Hingston.

Saksikan video kuliah umum di YouTube.

Untuk pertanyaan dan saran seputar asesmen ACER Indonesia, silakan kontak Tim kami di pat.indonesia@acer.org.